Apakah dividen Apple aman?
Apple meningkatkan dividen sejak 12 tahun.
Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, Apple telah meningkatkan sebesar 7,933 % setiap tahunnya.
Dalam kurun waktu 5 tahun, naik pembagian dividen meningkat sebesar 5,430 %.
Analis memperkirakan untuk tahun fiskal yang sedang berjalan akan terjadi pertumbuhan sebesar Kenaikan Dividen%.
Bisnis.com, JAKARTA — Emiten rokok milik konglomerat keluarga Wonowidjojo PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) memaparkan sederet pertimbangan yang mempengaruhi keputusan dividen perseroan pada 2023 dan 2024.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Gudang Garam Heru Budiman mengatakan perseroan tidak membagikan dividen tahun buku 2023 lantaran suku bunga acuan yang naik pada akhir tahun lalu hingga paruh pertama tahun ini. Di sisi lain, perekonomian Amerika Serikat (AS) belum menunjukkan arah yang jelas.
“Kita juga menyadari kondisi keuangan ke depan, termasuk yang sangat dipengaruhi kondisi Amerika Serikat itu masih gonjang ganjing, tidak menunjukkan arah yang jelas, diperkirakan turun tidak turun, diperkirakan naik tidak naik,” kata Heru saat public expose daring, Kamis (29/8/2024).
Lewat keputusan itu, kata Heru, GGRM relatif bisa mengantisipasi dampak dari eksposur selisih mata uang asing dari kemungkinan naiknya porsi pinjaman setelah pembagian dividen untuk tahun buku 2023.
Di sisi lain, dia menambahkan perseroan memilih untuk menggunakan seluruh laba saat itu untuk menambah modal perseroan. Dengan demikian, potensi rasio utang bisa ditekan. Apalagi, saat ini pendapatan perseroan relatif terkontraksi akibat penurunan daya beli masyarakat.
“Kalau suku bunga naik itu akan bisa jadi kendala. Kalau memang tahun ini yang sampai saat ini belum menunjukkan penurunan tapi akan turun, sudah bagi dividen, utang naik, bunga naik, itu kartu mati,” katanya.
Seperti diketahui, keputusan absen bagi dividen tahun buku 2023 diambil perseroan lewat hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2024 pada 28 Juni 2024 lalu.
Setelah mengumumkan tidak membagi dividen, saham GGRM landai dan berada pada Rp17.400 per lembar pada penutupan pasar, Selasa (2/7/2024). Harga saham GGRM itu turun 16,35% jika dibandingkan posisi awal tahun 2024 (year-to-date/YtD).
Pasar merespons negatif terhadap sejumlah kinerja fundamental emiten rokok dengan kapitalisasi Rp33,53 triliun ini.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan Rabu (31/7/2024), Gudang Garam membukukan pendapatan Rp50,01 triliun per akhir Juni 2024. Realisasi itu turun 10,44% year-on-year (YoY) dari Rp55,85 triliun periode yang sama tahun lalu.
Gudang Garam membukukan laba bersih Rp925,51 miliar pada semester I/2024. Realisasi itu mencerminkan penurunan 71,85% dari Rp3,28 triliun periode Januari 2023 hingga Juni 2023.
Pada saat yang sama, GGRM menggenggam saldo laba yang belum dicadangkan sebesar Rp60,6 triliun pada akhir semester I/2024 atau lebih tinggi dari Rp59,68 triliun pada akhir 2023.
Fasilitas tambahan berupa penggunaan batas portfolio maksimum saham-saham margin yang diatur oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar 3 (tiga) kali dari ekuitas (ratio kewajiban 65%) tanpa batasan waktu.
Konsekuensi Fasilitas Margin hanya apabila ratio kewajiban mencapai 75%, maka akan dilakukan forced-sell sesuai dengan ketentuan manajemen risiko IndoPremier.
Syarat dari Fasilitas Margin sesuai dengan Peraturan No. V.D.6 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep-258/BL/2008 tanggal 30 Juni 2008 :
Pasar Reguler dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Pasar Regular dan Negosiasi
Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA (BBCA) mengantongi laba Rp48,6 triliun sepanjang 2023, naik 19,4% secara tahunan (year-on-year/yoy). Lantas, seperti tren pembagian dividen per tahunnya?
Emiten milik Grup Djarum ini memang kerap membagikan dividen sebanyak dua kali untuk satu periode tahun buku keuangan sejak 2004.
Pertama, perseroan membagikan dalam bentuk dividen interim yang biasanya diumumkan pada rentang September hingga Desember. Kedua, dividen final yang diputuskan melalui rapat umum pemegang saham tahunan.
EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan untuk tahun ini, perseroan tengah mengkaji dividend payout ratio agar posisi permodalan yang kokoh, pengembangan bisnis bank maupun entitas anak tetap seimbang.
“Termasuk pemutakhiran standar dan teknologi keamanan, dan memberikan nilai tambah yang berkesinambungan kepada pemegang saham,” katanya pada Bisnis, pekan lalu (17/1/2024).
Dia menuturkan, BCA senantiasa optimistis untuk menjaga pertumbuhan kinerja pada 2024, selaras dengan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif di tengah tantangan dan dinamika perekonomian dan geopolitik global.
Tren Dividen BCA 5 Tahun Terakhir
Berdasarkan catatan Bisnis, BCA telah memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp25,3 triliun pada tahun buku 2022.
Nilai dividen itu mencapai 62,1% dari laba bersih perseroan yakni Rp40,7 triliun untuk tahun buku 2022. Lalu, sisa dividen tunai per saham untuk tahun buku 2022 yang dibayarkan oleh perseroan menjadi sebesar Rp170 per saham
Sebelumnya, perseroan juga telah membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2021 sebesar Rp145 per saham atau 56,9% dari total laba bersih yaitu Rp31,42 triliun. Di mana, nilai pembayaran dividen saham BCA berjumlah Rp17,9 triliun dari tahun buku 2021.
Bahkan, kondisi pandemi Covid-19 yang membuat perlambatan pertumbuhan bisnis ternyata tak membuat jumlah dividen yang ditebarkan BCA berkurang drastis.
Tercatat, BCA memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp530 per saham atau 48% dari total laba bersih untuk tahun buku 2020. Dividen tunai tersebut sudah termasuk dividen interim sebesar Rp98,- per saham yang telah dibagikan pada tanggal 22 Desember 2020.
Lalu, pada tahun buku 2019, BBCA menebar 47,9% dari laba usaha tahun buku 2019. Terakhir, BCA sempat mengguyur dividen senilai Rp340 per saham untuk tahun buku 2018.
Jumlah dividen yang dibayarkan mencapai sekitar Rp8,29 triliun, atau setara dengan 32% laba bersih BCA tahun buku 2018 yang mencapai Rp25,9 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Dari sisi laba, PT Gudang Garam Tbk mencatat kinerja laba yang terus bertumbuh selama periode 2013 - 2019. Selama periode tersebut, laba perseroan melonjak sekitar 16,6% CAGR dari Rp4,3 triliun pada 2013 menjadi Rp10,9 triliun pada 2019.
Sayangnya, setelah itu, laba GGRM turun signifikan sekitar -36,5% CAGR menjadi Rp2,8 triliun pada 2022. Penyusutan laba perseroan selama tiga tahun berturut-turut ini utamanya disebabkan oleh kenaikan cukai (termasuk PPN dan pajak rokok) secara signifikan yang tidak diikuti dengan kenaikan harga jual yang mencukupi. Hal ini menyebabkan beban pokok penjualan naik melampaui pertumbuhan penjualan dan margin laba bruto menurun.
Selain hal tersebut, beberapa faktor lain yang juga berpengaruh terhadap kinerja perseroan antara lain kenaikan inflasi, penurunan daya beli masyarakat karena Covid-19, hingga adanya tren pergeseran konsumen ke produk yang lebih murah (downtrading) di pasar yang sangat kompetitif.
Terkini, berdasarkan laporan keuangan GGRM periode kuartal I 2023, Perseroan membukukan pendapatan Rp29,7 triliun dan laba bersih sebesar Rp1,9 triliun. Laba GGRM naik 53% secara kuartalan dan 82,3% jika dibandingkan dengan laba periode kuartal I 2022 yang sebesar Rp1,07 triliun.
Sementara, pendapatan tercatat naik tipis 1,5% dari pendapatan GGRM pada kuartal I 2022, dan turun 3,3% jika dibandingkan dengan pendapatan pada kuartal IV 2022. Membaiknya kinerja GGRM pada kuartal I-2023 tersebut disebabkan oleh turunnya beban pokok penjualan yang kemudian mendorong peningkatan pada laba kotor perseroan sebesar 33% yoy (year-on-year) menjadi Rp4,4 triliun pada 2022.
Kecuali pada 2020, emiten rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) ini diketahui selalu membagikan dividen setiap tahunnya sejak 2009. Terbaru pada 18 Juli 2023, GGRM tercatat membagikan dividen tunai sebesar Rp2,3 triliun yang setara dengan Rp1.200 per lembar saham. Jika mengacu pada harga penutupan saham GGRM pada tanggal Cum Date Dividen, yaitu 7 Juli 2023 di level Rp27.775 per saham, maka indikasi dividen yield GGRM untuk tahun buku 2022 adalah sebesar 4,3%
Apa yang dilakukan Apple?
Rencana tabungan saham menawarkan kesempatan menarik bagi investor untuk membangun kekayaan jangka panjang. Salah satu keuntungan utamanya adalah efek rata-rata biaya: Dengan berinvestasi dalam jumlah tetap secara reguler ke dalam saham atau dana saham, otomatis anda akan membeli lebih banyak saham ketika harga rendah, dan lebih sedikit ketika harga tinggi. Hal ini dapat menghasilkan harga rata-rata per saham yang lebih menguntungkan seiring waktu. Selain itu, rencana tabungan saham juga memungkinkan investor kecil untuk mengakses saham-saham mahal, karena mereka dapat berpartisipasi dengan jumlah yang kecil. Investasi rutin juga mendukung strategi investasi yang disiplin dan membantu menghindari keputusan emosional, seperti membeli atau menjual secara impulsif. Di samping itu, investor juga mendapat manfaat dari potensi peningkatan nilai saham serta dari pembagian dividen, yang bisa direinvestasikan, meningkatkan efek bunga majemuk dan dengan demikian pertumbuhan dari modal yang diinvestasikan.
Saham Apple dapat dijadikan rencana tabungan di penyedia layanan berikut: Trade Republic, ING, Scalable Capital dan Consorsbank
Harga saham Gudang Garam (IDX: GGRM) terus turun sepanjang tahun 2021. Harga saham GGRM dari awal Januari hingga September 2021 sudah turun sebesar 22%. Harga saham GGRM pada Januari 2021 masih berada di level Rp 41.000 per lembar. Namun, September 2021 harga saham GGRM kembali turun ke Rp 31. 900 per lembar.
Harga tertinggi saham Gudang Garam (GGRM) Rp 83.800 per lembar di tahun 2017 dan di tahun 2018. Namun, tahun 2019 harga saham GGRM anjlok ke harga Rp 53.000 per lembar atau -37%. Kemudian, terus anjlok hingga tahun 2020 di level Rp 41.000 atau minus 23%. Berikut histori harga saham GGRM selama 10 tahun terakhir.
Harga Saham GGRM 10 Tahun Terakhir:
Demikianlah daftar harga saham Gudang Garam (GGRM) selama 10 tahun terakhir. Dapat disimpulkan bahwa selama 10 tahun terakhir harga saham terendah Gudang Garam (GGRM) yaitu Rp 31.900 per lembar di tahun 2021. Sementara harga tertinggi saham Gudang Garam (GGRM) ada di tahun 2017 dan 2016 sebesar Rp 83.000 per lembar.
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank pelat merah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menekankan komitmennya untuk pembagian dividen tahun buku 2024. Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan pihaknya tidak akan merubah rasio dividen yang dibayarkan atau dividend payout ratio.
"Nggak ada perubahan. Kinerja Mandiri bagus, jadi paling tidak sama dengan tahun lalu untuk rasionya," ujarnya saat ditemui di Plaza Mandiri, Senin (30/9/2024).
Menurutnya, permodalan Bank Mandiri mencukupi, sehingga bank pelat merah ini memproyeksikan dividend payout ratio untuk kinerja tahun ini tidak akan turun.
"Karena kan secara capital memang kita cukup, sehingga dividend payout ratio kita proyeksikan tidak akan turun," pungkas Darmawan.
Mengingatkan saja, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank Mandiri awal tahun ini memutuskan untuk membagikan 60% dari laba tahun buku 2023 atau senilai Rp33,04 triliun. Dengan demikian investor akan mendapatkan Rp 353,96 per saham.
Sebelumnya, Direktur Keuangan BMRI Sigit Prastowo mengatakan hal yang senada, bahwa bank berlogo pita emas itu sudah konsisten membagikan dividen dengan payout ratio sebesar 60%.
"Tentunya, ke depan kami ingin mempertahankan level tersebut," kata Direktur Keuangan Sigit Prastowo dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (27/8/2024) lalu.
Meskipun demikian, lanjutnya, manajemen juga tetap memperhatikan tingkat permodalan yang optimal agar dapat mendorong dalam mendukung pertumbuhan bisnis jangka panjang yang berkelanjutan.
Saksikan video di bawah ini:
Video: Komitmen Bank Mandiri Dukung Percepatan Realisasi NZE RI 2060
Beli Saham GGRM di Stockbit
Itulah tadi ulasan singkat tentang saham GGRM, dan kinerja keuangannya dalam 10 tahun terakhir. Apabila kamu tertarik dengan saham ini, kamu dapat membelinya lewat aplikasi Stockbit. Stockbit adalah platform investasi saham online yang memiliki banyak fitur menarik.
Salah satunya adalah fitur Seasonality yang memungkinkan kamu untuk melihat kecenderungan performa suatu saham setiap bulan dari tahun ke tahun. Dengan fitur ini, kamu bisa mengetahui kira-kira kapan musim-musim atau momentum yang tepat untuk berinvestasi pada suatu saham agar potensi profitnya maksimal dan dengan minimal risiko.